[READYSTOCK] Medusa: The Golden Blood
- Regular price
- RM 52.00
- Sale price
- RM 52.00
- Regular price
-
RM 0.00
Share
Medusa seorang gadis yang merasakan dirinya biasa, tapi sebenarnya sangat luar biasa di mata manusia lain yang melihatnya. Kecantikan dia hingga menarik perhatian seorang raja muda bernama King Damen yang ketika itu baru aje berkahwin dengan permaisurinya, MInerva.
Saat King Damen menyatakan hasrat untuk memperisterikan Medusa, Minerva hanya mampu bersetuju dan mencarik senyuman nipis walaupun hatinya meronta-ronta. Isteri mana aje yang rela bila suami nak berbagi hati? Tapi dia terpaksa telan keinginan King Damen.
“I want you to come to my castle in the next three days. Saya akan hantar seseorang untuk menjemput awak,” tegas King Damen.
Permintaan seorang raja, sangat sukar hendak ditolak untuk orang kebanyakan seperti Medusa. Tak disangka, perlawaan untuk ke istana adalah untuk lamaran King Damen buat Medusa.
“Will you marry me, Medusa?” soal King Damen.
“I’m only 17.”
“That is not an excuse. Girls in Tennera are obligated to get married when they reach their age of maturity, which is fifteen.” King Damen senyum nipis.
Berat hati nak menolak lamaran King Damen, tapi tak ringan juga untuk menerimanya.
“I’m not ready.” Alasan Medusa.
“Baik. Saya akan melamar semula bila awak berumur 18 tahun. You can’t marry any man, you can’t love any guy, except me." King Damen masih dengan kepala batunya.
Sudah semestinya perkahwinan ini tidak direstui Minerva, tapi apa yang permaisuri itu mampu lakukan?
Tak lama selepas berkahwin dengan King Damen, Zylon yakni adik kepada Minerva datang berkunjung untuk melawat kakaknya. Tapi raut wajah Medusa menjadi daya penariknya.
Di situ aje Minerva sudah ligat mencari jalan untuk menyisihkan Medusa dari hidup King Damen.
“Aku perasan yang kau kerap ke sini sekarang. Be honest with me, Zylon. Kenapa kau selalu ke sini?”
“Aku nak melawat kau.” bidas Zylon.
“Is it because of Medusa?” teka Minerva.
“Kau nakkan Medusa? Aku boleh tolong.” Nada suara Minerva serius.
“Kau takut dengan Medusa?”
“Bukan aku takut, but she’s getting in my way. Perlahan-lahan dia akan rampas semua hak aku. I can’t let her. All these are mine. And will always be mine.”
Will it be yours, Minerva?